Thursday, November 22, 2012

KEHIDUPAN


        Saat gue duduk sendiri sambil menikmati segarnya es kelapa muda di daerah proklamasi gue mengamati sekeliling gue. Entah kenapa gue memiliki ketertarikan tersendiri untuk memperhatikan orang-orang disekeliling gue. Gue melihat ada dua orang perempuan dan laki-laki sedang menyantap makanannya dan akhirnya berebutan untuk membayar makanan, di samping kanan gue ada tiga orang sedang berbincang mengenai temannya yang menyebalkan, di depan gue terdapat mobil pick up hitam yang diatasnya terdapat seorang wanita muda yang sedang duduk menanti pembeli. Yah, mobil itu adalah mobil yang dipakai untuk menjual jus, di bak mobil itu terdapat etalase yang buahnya tertata rapi sehingga menarik perhatian dan disamping mobil itu ada seorang ibu yang gue rasa adalah ibu dari wanita muda tadi sedang membersihkan blendernya dan mengelap barang-barangnya. Pedagang jus itu biasanya gue liat mangkal di depan toko buku Gramedia dan ternyata jika siang hari mereka mangkal di daerah ini. Disamping  pick up jus tadi terdapat seorang laki-laki muda yang merupakan pedagang mie ayam yang sedang melayani pembelinya. 
        Pada saat itu gue membayangkan dan menyadari bahwa setiap orang itu memiliki takdirnya masing-masing serta perannya dalam kehidupan. Selayaknya sebagai mahluk sosial hendaknya kita saling menghargai satu sama lain. Gue cuma bisa bersyukur atas apa yang gue punya saat ini sehingga gue bisa menjadi konsumen mereka yang dapat mengeluarkan uang bukan menanti orang-orang untuk mengeluarkan uangnya untuk gue dengan harus bekerja begitu kerasnya. Pagi, siang, sore hingga malam mereka tetap bekerja untuk dapat mempertahankan kehidupannya di Kota Jakarta yang keras ini. Dan gue rasa mereka menikmati apa yang mereka jalani saat ini seperti bagaimana kita menikmati kehidupan kita saat ini. Gue tersadar bahwa pekerjaan yang dianggap sepele seperti pemulung dan tukang sapu itu juga memiliki peran yang berarti bagi kehidupan. Tanpa mereka mungkin sampah di Jakarta akan begitu banyaknya karena sebagian besar orang masih memiliki kebiasaan buruk yaitu membuang sampah sembarangan dan seenaknya, tanpa mereka Jakarta akan sangat kotor. Siapa sih yang mau pekerjaan seperti mereka? Gue yakin gak ada yang cita-citanya jadi pemulung dan tukang sapu kan? Gue salut dan terkesan oleh mereka para pemulung dan tukang sapu karena mereka mau bekerja dengan giatnya dengan pekerjaan yang dicap rendahan oleh kebanyakan orang. Mereka dengan biasanya menjalankan pekerjaannya dengan suka cita. Sudah sebaiknya kita menghargai mereka. Menghargai setiap manusia apa pun latar belakangnya. Gak semua yang kita pandang baik itu baik di mata orang lain dan belum tentu apa yang kita anggap benar itu benar di mata orang lain. Jadi, gak lagi-lagi deh gue menyepelekan seseorang karena seseorang pasti memiliki Essensial Inner Nature yaitu bakat, minat, kemampuannya sendiri-sendiri dan gue yakin semua manusia di dunia ini berbeda satu sama lain dan saling mengisi kekurangan masing-masing.
           Tidak ada manusia yang tidak berguna. Sejatinya, manusia diciptakan itu pasti memiliki manfaat. Jadi, jika kita berpikiran bahwa kita gak berguna di dunia itu SALAH BESAR. Hal itu mengartikan bahwa kita belum mengenal diri kita sendiri. So, itu lah kehidupan. Kehidupan itu ya penuh dengan mahluk-makhluk ciptaan Tuhan, terumana manusia yang memiliki keunikan, peran, dan fungsinya masing-masing di kehidupan ini. Manusia saling terkoneksi, mengisi dan berinteraksi satu sama lain sehingga kehidupan ini menjadi hidup. 

No comments :

Post a Comment

Write what do you think about that :)